Advertisement
Dikritik Partai Banteng Karena Calonkan Anies, NasDem: Kok Prabowo Enggak?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengaku tak habis pikir kenapa PDI Perjuangan (PDIP) banyak mengkritik keputusan NasDem saat mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.
Ali membanding pencalonan Anies dengan peristiwa Pilpres 2019 saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) merangkul rivalnya Prabowo Subianto ke pemerintahan.
Advertisement
Menurutnya, saat itu PDIP tak mengkritik keputusan Jokowi. Di sisi lain, NasDem sebagai pendukung Jokowi di Pilpres 2019 juga tak mempermasalahkan keputusan Jokowi tersebut.
“Ada teman-teman hari ini yang baru bergabung toh, di koalisi kan? Setelah pasca Pemilu. Katakanlah seperti Pak Prabowo yang di tahap tertentu 2014 dan 2019 jadi rival Pak Jokowi kan? Kita tidak pernah mempermasalahkan itu dan kita tetap bisa menerima itu. Kita bisa melupakan peristiwa-peristiwa politik 2019 kan?” jelas Ali saat dihubungi Bisnis, Selasa (18/10/2022).
Oleh sebab itu, dia bingung kenapa PDIP bisa memaafkan Prabowo tapi tidak dengan Anies. Ali tak menampik bahwa PDIP berseberangan jalan dengan Anies pada pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
BACA JUGA: Konflik LDII dan Warga Balong Belum Berujung Damai, Ini Penjelasan Wabup Sleman
Meski begitu, Ali merasa seharusnya PDIP juga harus menetapkan perlakukan yang sama kepada Prabowo dan Anies. Apalagi, lanjutnya, NasDem juga satu perahu dengan PDIP saat Pilgub DKI Jakarta 2017, sama-sama mendukung lawan Anies, Ahok.
“Kemudian, kenapa Anies kita tidak bisa kita lupakan? Ya kan? Katanya kita bisa rekonsiliasi secara rasional,” ujar Ali.
Lebih lanjut, Ali meminta setiap partai politik (parpol) menghargai keputusan parpol lain. NasDem, ujarnya, tak ingin suasana politik gaduh menjelang pesta demokrasi pada 2024.
“Nah supaya tidak gaduh, maka lebih baik kita saling menghargai keputusan masing-masing partailah. Kemudian, nanti memasuki tahun politik 2024 ini kita lewati dengan riang gembira, dengan memperbanyak senyum ya!” sarannya.
Kritik PDIP
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto menyatakan Partai NasDem tak lagi bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hasto menganggap langkah NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) usungannya sama dengan deklarasi keluar dari koalisi pemerintahan atau Koalisi Indonesia Maju.
Dia menyinggung hal tersebut saat menjelaskan mengenai sebuah lukisan di Gedung B, Kantor DPP PDIP di Jakarta Pusat. Lukisan tersebut menggambarkan peristiwa perobekan warna biru bendera Belanda di Hotel Yamoto, Surabaya pada 19 September 1945.
“Itu di Hotel Yamato, di mana para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas, dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri,” jelas Hasto kepada awak media di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (9/10/2022).
Pada kesempatan berbeda, Hasto juga mengungkapkan alasan pihaknya hanya kesal dengan NasDem saat mendeklarasikan Anies capres 2024, padahal Partai Gerindra sudah terlebih dahulu mendeklarasikan Prabowo Subianto.
Hasto mengakui baik NasDem maupun Gerindra termasuk dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Bedanya, jelas Hasto, Anies dianggap sebagai kebalikan dari Jokowi, sedangkan Prabowo selalu searah dengan kebijakan Jokowi.
“Karena antitesa [kebalikan]. Bayangkan ketika itu disampaikan [Anies] sebagai suatu antitesa kepada Pak Jokowi. Pak Jokowi sedang menjabat, yang juga sedang didukung oleh partai politik termasuk NasDem,” jelas Hasto kepada awak media di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Survei 100 Hari Masa Kepausan, Popularitas Paus Leo XIV Naik
- Ukraina Bakal Beli Senjata ke AS Senilai US$100 Miliar
- DLH Jabar: PT Indocement Sebabkan Hujan Abu di Citeureup Bogor
- Sebelum Ditemukan Tewas di Reservoir Siranda, Korban Dilaporkan Hilang
- Ledakan Pabrik Mesiu di Rusia Tewaskan 20 Orang dan 130 Terluka
Advertisement

Dipicu MJO, Hujan Lebat di DIY Diperkirakan hingga 21 Agustus
Advertisement

Sagon Wiyoro, Produsen Sagon Legendaris Berusia 70 Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Batal Naik, Pemkab Cirebon Bebaskan Tunggakan PBB Sesuai Instruksi Dedi Mulyadi
- Legalisasi Umrah Mandiri Ditolak 13 Asosiasi, Ini Alasannya
- Gempa Poso Magnitudo 5,8, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat
- Kebakaran Sumur Minyak di Blora Ternyata Sulit Padam, Ini Sebabnya
- Situs Gunung Padang Masih Misterius, Ini Tiga Temuan Baru Peneliti
- BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 5,0 di Manado Hari Ini
- 670 Orang Meninggal Dunia, 1.000 Luka Akibat Banjir Bandang Pakistan
Advertisement
Advertisement